Halooo, Apa kabar semuanya?
Akhirnya kita ketemu lagi di edisi postingan "Bahagia Itu Sederhana, Yang Penting Bisa Makan Enak". Di edisi ini saya akan berbicara singkat tentang makanan buat yang lagi bingung...
Sering kali kita bingung mau makan apa, selera tidak ada tapi sebenarnya lapar. Penyakit ini tidak hanya menghinggap orang kaya, orang tidak kaya pun sering kok. Dulu kalau saya bingung mau makan apa, ya pilihan itu cuma dua. Indomie atau Nasi Goreng.
Wah ternyata HP 1 jutaan bisa juga buat foto efek bokeh. Tapi ya hasilnya begini, tidak tajam ada bagian-bagain yang mestinya jadi fokus.
Ya itu dulu, tapi kenapa tidak dilanjutkan sampai sekarang? Alasannya simpel, ntah kenapa Nasi Goreng yang dulunya makanan rakyat, cepat saji, hemat, hangat dan gurih... sekarang tidak lagi begitu. Bukan tidak gurih, bukan nasi nya dingin, tapi ga ada hemat-hematnya.
Nasi goreng di beberapa tempat sudah menjadi makanan yang tidak ditargetkan untuk kalangan bawah. Nasi padang aja sering kali lebih murah dari nasi goreng. Di dekat kantor saya, nasi goreng ayam itu 22ribu, sedangkan kalau pesan nasi padang pakai ayam goreng, cuma 19ribu dah dapat teh hangat gratis free refill.
Namun tidak semua penjual nasi goreng begitu. Gambar yang saya ambil itu termasuk yang murah, nasi goreng campur 20ribu. Loh mahal toh? ndak juga, karena pecel ayam di sini itu 30ribu. Bakmi Pangsit 25ribu... Nasi Goreng jadi salah satu yang termurah.
Terima kasih abang-abang dan mas-mas yang masih mau jual nasi goreng murah.
MURAH UNTUK LAYAK, BUKAN UNTUK PELIT
Biasanya kalau saya cerita yang murah-murah, a.k.a terjangkau, suka ada teman saya yang menyelutuk... "loe kok sekarang jadi pelit seh?", "Hidup loe sesusah itu kan sekarang?", "Pelit tidak membuatmu menjadi kaya broh!" dan lainnya.
Memang rada susah untuk cepat sambung dengan orang-orang yang tidak pernah mengalami susahnya hidup, tapi mari kita coba sambungkan di sini. Inti postingan saya sebenarnya ini, tentang sebuah kelayakan, bukan tentang nasi gorengnya. Itu decoy aja buat judul.
Pertama, saya nilai saya ini bukan seorang ahli bahasa, jadi saya tidak perlu capek-capek jelasin antara pelit dan brutal frugal atau hemat. Poin utamanya adalah kata pelit itu mengandung makna konotasi negatif, yang menurut saya tidak ada yang salah menjadi orang pelit selama itu membawa kebaikan bagi diri kita.
Kedua itu apa yang kita keluarkan itu mendatangkan sesuatu yang layak bagi diri kita, dengan biaya yang ditekan rendah. Titik utamanya itu adalah layak, dan penilaian kelayakan itu berdasarkan standard yang secara otomatis bagi semua orang itu akan berbeda-beda.
Misalkan bagi saya itu layak kalau makanannya bersih higienis, rasanya enak, dan tempatnya cukup nyaman. Bagi mantan saya mungkin tidak layak untuk makan di tempat tidak ber AC. atau bagi beberapa anggota keluarga saya, menganggap tempat makan layak itu kalau yang makan di sana sepantaran dengan kita secara sosioekonomi.
Ide tentang kelayakan ini muncul ketika saya sedang minum segelas starling hangat. Saya suka Starbuck tapi menurut saya itu adalah sesuatu yang tidak layak. Membayar 45-60ribu per porsi kopi, sedangkan di rumah saya bisa membuat sendiri kopi sama enaknya dengan biaya 10-12ribu saja.
Berarti Starling lebih baik donk? Terus terang saya tidak suka starling juga, terlalu manis dan mayoritas sachetan itu berespon terhadap asam lambung saya. Namun bilamana diminta rekomendasi, saya akan lebih berpihak ke Starling karena harganya memang layak.
Dan ternyata di Jakarta masih ada perkumpulan bapack-bapack pecinta Starling. Baik yang mencintai Starling karena memang kantongnya tipis, ataupun memang tidak sudi bayar cetarbak. Tapi mari kita lihat sisi lainnya, mungkin mereka sangat mencintai keluarganya dan berusaha menyisihkan sebesar mungkin untuk anak-anak tercintanya.
Saya sendiri kalau harus merekomendasikan kopi, pilihan saya ada pada poin coffee Indomaret. Karena mereka tidak mensponsori tulisan saya ini, maka tidak saya lampirkan foto waktu di sana. Ada banyak alasan, namum 2 alasan terkuat saya adalah:
- Harga masih layak. 20ribu untuk kopi itu termasuk wajar meskipun tinggi.
- Rasa dan kualitas yang tidak kalah sama kopi-kopi yang lebih mahal seperti cetarbak dan teman-temannya.
Tidak hanya indomaret point saja, tapi ada juga kopi kenangan, bawah tangga, beans spot nya Alfamart... tapi rata-rata pilihannya lebih terbatas, dan tidak familiar di beberapa tempat di luar Jakarta. Bahkan di Jakarta sendiri, beans spot itu tidak stabil rasanya, banyak staff cabutan yang tidak layak jadi barista.
Satu yang pasti, saya sudah tidak lagi menjadikan ego dan gengsi sebagai parameter kelayakan kita. Ini saya ya, ga tahu dengan anda.
BERBAGI HSBI
Karena tujuan saya memeriahkan komunitas Satu Jiwa, maka biar ramai, setiap posting saya akan berbagi HSBI kepada para pembaca tulisan saya ini. Apa itu HSBI? Saya tidak sharing di sini, untuk yang tahu dan tertarik saja.
Syaratnya simpel, cukup masukan keyword ini aja di komentar saudara saudari di kolom komentar bawah ini. Keywordnya:
STARLING ADALAH JALAN NINJAKU
ga usah repot-repot cari keywordnya 😁
Di episode sebelumnya kita ada beberapa peserta, dan berikut adalah pemenangnya:
selamat buat mba @anif1908 , anda tampil sebagai orang beruntung pada hari ini.
kepada @giono, @henruc, @duja, @ekavieka dan lainnya, jangan putus asa, masih bisa ikut di kesempatan berikutnya.
Ingat, tinggalkan komentar anda beserta keyword hari ini, dan anda bisa memenangkan HSBI minggu depan.
Terima kasih telah membaca tulisan saya yang apa adanya ini. Saya lebih banyak meluangkan waktu saya bermain gim di Hive Blockhain, dan berbagi cerita tentang gim dan permainan tersebut melalui tulisan-tulisan saya di sini. Jangan sungkan bertanya langsung ke saya bilamana ada yang mau ditanyakan dan mohon maaf kalau tulisan saya di sini ada yang menyinggung perasaan anda.
Tidak lupa saya berterima kasih kepada:
- Canva : yang telah memberikan peralatan penyunting gambar secara gratis
- Thepeakstudio : yang telah membuat gambar divider / pembatas yang keren di sini
