Teman CPNS, Sekamar saat Awal Kerja
Ya, teman saya yang bisa kita sebut mas D ini adalah teman yang satu angkatan bersama saya ketika CPNS, dan kami berdua dalam jabatan dan golongan yang sama, yang sama-sama ditempatkan di Batam. Hal ini membuat kami ditempatkan dalam kamar yang sama, karena keterbatasan mes pada saat itu. Kebersamaan itu tidak berlangsung lama, karena hanya sekitar 6 bulan di Batam, saya memutuskan menikah dengan salah satu teman kerja (yang ternyata sempat ditaksir juga oleh beliau). Meskipun beliau sempat mendekati istri saya saat masih gadis, mas D ini sangat berjasa karena beliau yang mengantar saya untuk pertama kalinya perkenalan ke rumah mertua. Setelah menikah, saya lalu pindah ke rumah mertua sebelum akhirnya melalang buana dengan nge kos dan mengontrak, sementara mas D masih bertahan di Mes, sampai akhirnya menikah dengan CPNS baru di angkatan selanjutnya.
Penyakit yang Tidak Disangka
Penyakit itu kemudian membuat mas D sampai tidak bisa berjalan. Badan nya semakin mengurus, dan setelah segala upaya alternatif tidak membuahkan hasil, keluarga mas D memutuskan untuk mengambil langkah operasi, dengan harapan mendapat kesembuhan. Operasi yang dilakukan ternyata justru membuat mas D kehilangan kemampuannya untuk melihat. Awalnya semua tampak gelap, sesekali masih berbayang, namun akhirnya sama sekali tidak bisa melihat. Kami begitu miris ketika mengunjungi kediaman beliau, dan tetap menyemangati beliau untuk dapat sembuh.
Pindah Tugas
Awal 2023, kami sama sama dipindahkan dari Batam. Saya pindah ke pulau kecil bernama Moro, sementara beliau atas permohonan keluarga, dipindahkan bersama istrinya ke daerah Jawa, tempat keluarga besar beliau berada, dengan harapan mempermudah perawatan dan pengobatan mas D. Setelah pindah, kami mulai jarang berkomunikasi, hanya sesekali saya menanyakan kabarnya kepada sang istri, hingga akhirnya kabar hari ini bahwa beliau telah meninggal dunia. Semoga penyakit yang diderita beliau menjadi penghapus dosa dan segala amal beliau dapat diterima di sisi Yang Maha Kuasa.
Renungan Bagi Kita
Kejadian ini menjadi sebuah renungan bagi saya, bahwa teman saya yang masih diusia cukup muda kini telah berpulang. Kematian tidak mengenal usia, bisa kapan saja dan dimana saja, tidak selalu menunggu seseorang untuk tua. Pertanyaannya, apakah kita sudah siap untuk itu ? Menghadapi kehidupan setelah kematian, dan meninggalkan segala urusan dunia yang mungkin saat ini sedang kita kejar mati matian. Jangan sampai sedang mati matian mengejar dunia, kita meninggal dunia, tanpa persiapan menghadapi kehidupan setelahnya.
Penutup
Saya memberikan 5% hasil dari postingan saya kepada @indonesianhiver , dengan harapan dapat mendukung sesama penulis Indonesia di Hive
Mrs. carrieallen untuk tutorial markdown
@arcange yang sering mampir dan mendukung saya
@oadissin yang sering banget reblog postingan saya
Canva untuk edit gratisnya
Seluruh kurator dan pembaca yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu
~Terima Kasih~