Loe ada waktu ga? klo ga sibuk kita ketemu yok ngopi-ngopi bentar.
Percakapan seperti itu sudah hal biasa ketika kita berkomunikasi dengan teman-teman kita, terutama bilamana kita tinggal di kota besar seperti Jakarta. Terkadang ngopi itu sudah jadi bagian dari kebutuhan hidup dan juga lifestyle kita sehari-hari.
Sebenarnya berapa seh biaya yang harus dikeluarkan dari kantong kita untuk ngopi?
Nah ini jadi pertanyaan lucu. Tidak ada batasan yang tepat seberapa seh wajarnya biaya ngopi di Jakarta. Terkadang saya minum-minum kopi sama rekan pekerja di lapangan, segelasnya habis 4000-5000 rupiah. Apakah itu angka yang wajar? Menurut saya tidak, karena kopinya pasti kopi sachetan. Tapi tidak bisa juga dibilang tidak wajar, karena tidak ada yang salah dari berhemat.
Nah versi ga hematnya bagaimana? tentu saja di coffee-shop yang ada, seperti kopi kenanga, janji jiwa dan lainnya atau kita bisa bertemu di mini market yang menyediakan fasilitas mengopi seperti Indomaret Poin Coffee atau Family Market.
Dan menurut saya pricing mereka juga cukup wajar, tidak murah sama sekali tapi tidak bisa dibilang mahal juga. Dibandingkan Excelso ataupun Starbuck, harga mereka jelas sekali tidak sampai setengahnya.
Jadi wajar saja kalau kita menyediakan budget anggaran ngopi kurang lebih mendekati harga kopi-kopi di minimarket tersebut, misalkan satu gelas kopi dianggarkan antara 15 ribu sampai dengan 30 ribu rupiah. Sedangkan snack atau cemilan pendampingnya dianggarkan sekitar 10 ribu sampai dengan 20 ribu rupiah.
Mungkin angka-angka yang saya sebutkan di atas itu dapat dirangkum menjadi 50 ribu rupiah per pertemuan. Menurut saya ini angka yang wajar ya, meskipun saya sadar banget kalau di Jakarta banyak yang ngopi di anggaran 200rb-500ribu per pax. Ya balik ke kelasnya masing-masing, ada di level mana lifestylenya.
Ngopi di Kafe lebih mahal?
Nah pertanyaan berikutnya yang selalu berputar-putar tanpa garis finish yang jelas... Ngopi di cafe itu lebih mahal ya? Tentu saja iya karena cafe itu banyak yang mengejar profit dari minuman dan snack selayaknya sebuah restoran. Tapi terus terang agak susah jelasin di sini dalam satu postingan.
Bisnis model kafe itu beraneka ragam, seperti di atas ada yang cafe yang fokus di makanan utama, tapi tidak menutup juga banyak yang fokusnya di minuman dan parfaet, sehingga justru makanannya yang dibuat lebih mahal. Intinya ada manipulasi mata di sana, tidak bisa semua menu dibuat untung besar karena ujung-ujungnya jadi mahal semua harganya dan orang malas datang.
Adapun argumen lain soal cafe lebih mahal dari coffee shop adalah furniturenya yang lebih mahal serta mereka jual suasana. Jadinya ada tambahan-tambahan biaya itu dibebanin ke harga kopi kita.
Menurut saya seh itu kebanyakan teori saja.
Tetap akan ada orang yang buka cafe yang harganya wajar, tidak jual furniture dan live music saja.
Bukan mau endorse, saya ambil contoh cafe yang dekat rumah saya ini. Sebenarnya bukan cafe, tapi sebuah supermarket yang ada cafenya, tapi tempatnya sangat ramai pengunjung, dan jadi salah satu titik pertemuan yang favorit sekarang.
Tepatnya bisa dilihat di sini:
https://pergikuliner.com/restaurants/jakarta/gelael-cafe-dan-ice-cream-tebet
Beberapa kali saya ada pertemuan dengan teman dan rekan bisnis di lokasi ini. Tidak pernah sekalipun saya membayar lebih dari 50ribu untuk makanan dan minuman saya, padahal saya selalu pesan minum dan makanan pendamping seperti foto di atas ini yang saya ambil di pertemuan terakhri di sana.
Minuman favorite saya cafe latte yang cold ini, harganya 25 ribu rupiah. Kurang lebih sama seperti poin coffee nya Indomaret, dari sisi rasa dan juga harga. Jujur aja menurut saya ga kalah sama starbuck, kecuali ya kalau variasi rasa tentu menang Starbuck.
Jangan heran ya, saya kadang makan donut pakai sendok, kadang pakai garpu pisau begini. Sebenarnya saya mau komplain ke mereka, masa seh donut begini dikasih piring kayu. Tapi bagaimana ya, harganya cuma 7000 aja masa saya komplain. Terus terang donatnya kalau diadu sama dunkin masih kalah, tapi ga beda jauh juga. Overall ok rasanya ga kayak donat di pasar-pasar yang main jual murah aja.
So berdasarkan sharing saya ini, saya tetap berpendapat bahwa ngopi dan ngafe di Jakarta itu masih bisa di bawah 50ribu rupiah per kepala. Bagaimana dengan anda? sependapatkah? atau ada pendapat lain? atau mungkin mau sharing cafe favoritnya yang beda sama ini? Silahkan meninggalkan komentar di bawah ini ya.
Terima kasih telah membaca tulisan saya yang apa adanya ini. Saya lebih banyak meluangkan waktu saya bermain gim di Hive Blockhain, dan berbagi cerita tentang gim dan permainan tersebut melalui tulisan-tulisan saya di sini. Jangan sungkan bertanya langsung ke saya bilamana ada yang mau ditanyakan dan mohon maaf kalau tulisan saya di sini ada yang menyinggung perasaan anda.
Tidak lupa saya berterima kasih kepada:
- Canva : yang telah memberikan peralatan penyunting gambar secara gratis
- Thepeakstudio : yang telah membuat gambar divider / pembatas yang keren di sini
an
Posted Using InLeo Alpha